Disaat ancaman penyebaran wabah penyakit berbahaya membayangi kehidupan kita, anjuran untuk mengurangi kontak personal dikeramaian adalah tindakan pencegahan yang tepat.
Menahan diri sementara waktu dirumah memberi lebih banyak waktu bagi kita berkumpul dan memberi perhatian kepada buah hati. bila selama ini kurang memperhatikan kegiatan belajarnya, kini dengan adanya kebijakan belajar dirumah, kita bisa mendampingi kegiatan belajar mereka sehingga kita bisa tahu seberapa besar pemahaman mereka dalam menyerap pembelajaran disekolah selama ini.

Tentu ada hikmah positif yang bisa kita ambil dari setiap kejadian yang ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Luangkan waktu sejenak untuk muhasabah dan introspeksi diri. Sudahkah kita menjadi hamba Allah subhanahu wa ta’ala yang bertakwa dan takut kepada Allah baik ketika sendiri maupun di keramaian?

Menyadari kesalahan yang selama ini mungkin kurang kita perhatikan, membuat banyak hal dalam diri yang bisa kita tata ulang supaya bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Mari kita memperbanyak istghfar. Luangkan waktu kita dalam sehari untuk khusyuk melafazkan istghfar disertai hadirnya kalbu. Semoga dengan kita memperbanyak istighfar, Allah subhanahu wa ta’ala akan mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat wabah dan bencana ini.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةً نَّصُوحًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan tobat nasuhah (tobat yang terpenuhi syarat-syaratnya).” (at-Tahrim: 8).

Allah subhanahu wa ta’ala berfiman,

وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ

“Dan tidaklah Allah subhanahu wa ta’ala akan mengazab mereka, sedang mereka beristighfar.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Allah mengabarkan bahwa Dia tidak akan mengazab orang yang beritighfar. Sebab, istighfar adalah penghapus dosa, sedangkan dosa adalah penyebab turunnya azab. Oleh karena itu, istighfar adalah penghilang azab.” (Majmu’ al-Fatawa, 8/163)