(01) TENANGKAN DIRI, JANGAN PANIK, MAKSIMALKAN IKHTIAR PENCEGAHAN DAN SELALU MENGHARAP PERLINDUNGAN SERTA PETUNJUK DARI ALLAH SWT.

Dalam menghadapi wabah penyakit yang menyebar secara cepat, selain kita berikhtiar dengan mengonsumsi makanan yang halal dan thoyyib. Kita pun bisa mengonsumsi sesuatu yang secara pengalaman memang bermanfaat untuk menguatkan antibodi kita.

Selalu menjaga kebersihan, mencuci tangan, dan memakai masker pada kondisi tertentu, Selebihnya jangan lupa untuk terus berdoa dan tawakal kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Karena terjadinya suatu musibah, bencana, dan wabah; adalah takdir Allah subhanahu wa ta’ala yang harus kita imani.

Tidaklah Allah subhanahu wa ta’ala menetapkan segala sesuatu kecuali pasti ada hikmahnya, baik manusia mengetahuinya ataupun belum/tidak mengetahuinya. Dengan iman inilah, seorang hamba Allah akan ridha, sabar, dan benar-benar menyerahkan dan menggantungkan segala sesuatu hanya kepada Allah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ يَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah, Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (at-Taghabun: 11)

Seorang tabiin,Abu Syibli 'Alqamah bin Qais bin 'Abdullah bin Malik an-Nakha'i al-Kufi, menafsirkan ayat di atas,

هُوَ الرَّجُلُ تُصِيبُهُ الْمُصِيبَةُ فِيَعْلَمُ أَنَّهَا مِنْ عِنْدِ اللهِ فَيَرْضَى وَيُسْلِمُ

“Yang dimaksud ayat ini adalah seseorang yang ketika ditimpa musibah, ia mengimani bahwa semua itu adalah ketetapan Allah sehingga ia pun ridha (atas takdir-Nya) dan memasrahkan (segala sesuatu hanya kepada-Nya).” (Tafsir Ibnu Katsir 28/123)