Semua
aspek kehidupan dari setiap manusia memiliki aturan tersendiri dalam islam,
tidak terkecuali perihal makanan & minuman.
Sudah menjadi fitrah dan hajat setiap manusia
untuk makan & minum demi kelangsungan hidup. Dalam
pandangan islam, makanan dianggap sebagai faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan baik jasad maupun rohani seseorang. Maka dari itu ada aturan dan
tuntutan mulai dari keharusan mengkonsumsi minuman dan makanan halal, aturan
kadar/jumlah makanan yang dikonsumsi, hingga etika makan & minum
itu sendiri.
Banyak orang kurang peduli dengan apa yang ia konsumsi.
Asalkan enak, nikmat, dan harganya terjangkau langsung dilahap. Padahal sebagai
seorang muslim ada hal lain yang perlu diperhatikan, yakni perihal halal
dan thayyib.
Makanan yang thayyib (baik)
pastinya menyehatkan tubuh. Makanan yang halal berdampak pada kualitas iman dan
rohani seseorang. Adapun makanan & minuman disebut halal jika memenuhi
kriteria berikut:
Makanan halal secara zatnya yakni bahan dasar dari makanan
itu sendiri sebelum diolah halal dikonsumsi. Misalnya roti yang berbahan dasar
tepung terigu, ragi, telur, garam dimana semuanya halal.
Jenis-jenis makanan halal disesuaikan dengan yang tertera di hadist
& al Quran.
Halal Cara Memprosesnya
Kategori halal selanjutnya ialah bagaimana
makanan/minuman tersebut diproses. Pastikan selama bahan baku makanan diolah
tidak terkandung unsur-unsur haram seperti babi, alkohol, darah, dan lain
sebagainya. Perhatikan juga alat masak yang dipakai, jangan sampai menempel
bahan-bahan tidak halal.
Halal Cara Memperolehnya
Halal cara memperolehnya, artinya makanan didapatkan
dengan cara yang baik bukan batil. Bukan hasil mencuri, rampok, menipu,
korupsi, atau pun merugikan orang lain. Hal ini tentu melanggar syariat islam.
Ingat! apa yang kita makan mempengaruhi perilaku kita juga.
Tidak sulit kan menentukan bahwa makanan tersebut halal
atau tidak? Yang paling penting kita mulai peduli memperhatikan makanan atau
minuman yang dikonsumsi mulai dari sekarang, karena jika selalu mengkonsumsi
yang halal dan thayyib maka
berpengaruh terhadap terkabulnya doa kita. Wallahu A’lam Bishawab.
0 Komentar