Di beberapa
ayat, Allah SWT memerintahkan kita untuk mengkonsumsi makanan yang toyib. Hal
tersebut mengisyaratkan bahwa makanan yang kita konsumsi idealnya berstatus
halal dan toyib atau kalau mau diartikan ke dalam bahasa sehari-hari kita ya
halal dan baik. Contohnya pada ayat-ayat berikut :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُواْ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ
وَٱعۡمَلُواْ
صَٰلِحًاۖ إِنِّي بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيم
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang
baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (QS al-Mukminun : 51)”
كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡۚ وَمَا ظَلَمُونَا
وَلَٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ
“Makanlah dari makanan yang baik-baik yang
telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi
merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS
al-Baqarah : 57)”
كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡ وَلَا تَطۡغَوۡاْ
فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيۡكُمۡ غَضَبِيۖ وَمَن يَحۡلِلۡ عَلَيۡهِ غَضَبِي فَقَدۡ
هَوَىٰ
“Makanlah di antara rezeki yang baik yang
telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang
menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku,
maka sesungguhnya binasalah ia. (QS Taha : 81)”
Tapi mungkin masih
banyak diantara kita yang beranggapan bahwa setiap makanan yang halal untuk
dikonsumsi berarti toyib alias baik. Anggapan seperti ini sebenarnya kurang
tepat. Karena belum tentu setiap makanan yang halal itu baik.
Contoh,
pisang ambon yang dibeli dengan uang dari hasil pekerjaan yang halal, maka
halal juga untuk dikonsumsi. Apanya yang yang halal? Ya semua-semuanya, daging
buahnya halal, kulitnya halal, tandannya halal, kalau seandainya pisang
tersebut dibeli dengan tandan-tandannya.
Tapi kalau
ternyata ketika dikonsumsi, pisang tersebut dimakan beserta kulitnya, maka
rasa-rasanya sekalipun halal untuk dikonsumsi, namun tidak toyib. Karena yang
baik untuk dikonsumsi dari pisang ambon ya hanya daging buahnya saja. Berbeda
lagi kalau pisang muda yang biasa ditumbuk dengan kulit-kulitnya dalam rujak bebek.
Atau misalkan
sate kambing, yang memang halal untuk dikonsumsi. Namun akan jadi tidak toyib
kalau seandainya dikonsumsi oleh mereka-mereka yang memiliki riwayat penyakit
kolestrol atau darah tinggi. Karena mengkonsumsi daging kambing bisa berpotensi
menaikkan kadar kolestrol dan tekanan darah.
Oleh karena itu, islam tidak saja fokus pada
status kehalalan suatu makanan saja, tetapi status toyib makanan juga menjadi perhatian
syariat agama kita.
0 Komentar