Hal-hal berikutnya yang membatalkan puasa yaitu :

2 Muntah dengan sengaja

Muntah dengan  sengaja  akan  memba-talkan  puasa baik  dilakukan dengan wajar atau tidak, baik dalam keadaan darurat atau tidak. Seperti dengan sengaja mencari bau yang busuk lalu diciumi hingga muntah atau memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya agar bisa muntah.

Berbeda jika muntah yang terjadi karena tidak disengaja maka hal itu tidak membatalkan puasa kita, dengan syarat :

Kita  tidak  boleh  menelan  ludah  yang  ada  di  mulut  kita  sehabis  muntah sebelum kita mensucikan mulut kita terlebih dahulu dengan cara berkumur dengan air suci.   Jika di saat kita belum berkumur kemudian kita langsung menelan ludah kita maka puasa kita menjadi batal sebab muntahan adalah najis dan mulut kita telah menjadi najis karena muntahan, sehingga ludah kita telah bercampur  dengan  najis  yang  jika  ditelan  akan  membatalkan puasa karena yang ditelan bukan lagi ludah yang murni akan tetapi ludah yang najis. Jika ada orang menggosok gigi kemudian dia itu biasanya tidak muntah maka di saat dia gosok gigi tiba-tiba muntah maka tidak batal, akan tetapi jika dia tahu  kalau  biasanya  setiap menggosok  gigi  akan  muntah  maka  hukum menggosok gigi yang semula tidak haram menjadi haram dan jika ternyata benar-benar muntah maka puasanya menjadi batal.

Jika ada orang yang kemasukan lalat sampai melewati tenggorokannya kemudian dia berusaha untuk menge-luarkannya maka menjadi batal karena sama saja seperti muntah yang disengaja. Berbeda dengan dahak, jika seseorang  berdahak maka hal itu dimaafkan dan tidak membatalkan puasa akan  tetapi  dahak  yang  sudah  keluar  melewati tenggorokan  tidak  boleh ditelan  dan  itu  membatalkan  puasa.  Batas  tenggorokan adalah  tempat keluarnya huruf HA ( makhraj huruf Ø®).

 

3.   Bersenggama

Melakukan  hubungan  suami  istri  itu  membatalkan  puasa.  Yang  dimaksud bersenggama adalah jika seorang suami telah memasukkan semua bagian kepala kemaluannya  ke lubang kemaluan  sang  istri  dengan  sengaja  dan  sadar  kalau dirinya sedang berpuasa maka saat itu puasanya menjadi batal (dalam hal ini sama  hubungan  yang  halal  atau yang haram seperti zina  atau melalui lubang dubur atau dengan binatang). Adapun bagi sang istri biarpun yang masuk belum semua bagian kepala kemaluan sang suami asal sudah ada yang masuk dan melewati batas yang terbuka saat jongkok maka saat itu puasa sang istri sudah batal. Dan batalnya BUKAN karena bersenggama tapi masuk dalam pembahasan batal karena masuknya sesuatu ke lubang kemaluan.

Bagi suami yang membatalkan puasanya dengan bersenggama dengan istrinya dosanya amat besar dan dia harus membayar karafat dengan syarat berikut ini :

a.  Dilakukan oleh orang yang wajib baginya berpuasa

b.  Dilakukan di siang bulan puasa

c.   Dia ingat kalau dia sedang puasa

d.  Tidak karena paksaan

e.  Mengetahui keharomannya atau dia adalah bukan orang yang bodoh

f.   Berbuka karena bersenggama

 

Bagi orang tersebut dikenai hukuman :

1.   Mengqodho puasanya

2.   Membayar kafarat (denda)

 

Kafarat (denda) bersenggama di siang hari bulan ramadhan adalah:

A.   Memerdekakan budak

B.   Puasa selama dua bulan berturut-turut

C.   Memberikan  makan kepada 60 faqir miskin dengan syarat makanan yang bisa digunakan untuk zakat fitrah.

Denda yang harus dibayar salah satu saja dengan berurutan. Jika tidak mampu bayar A maka bayar B, jika tidak mampu maka bayar C.

 

4    Keluar Mani Dengan Sengaja

Maksudnya adalah mengeluarkan mani dengan sengaja dengan mencari sebab keluarnya mani. Contohnya : ketika ada orang yang tahu bahwa jika dia mencium istrinya atau dia dengan sengaja menyentuh kemaluannya dengan tangannya sendiri atau dengan tangan istrinya bakal keluar mani maka puasanya menjadi batal karena keluar mani tersebut dengan sengaja.

Akan tetapi tidak menjadi batal jika seandainya keluar mani tanpa disengaja seperti bermimpi bersenggama dan di saat terbangun benar-benar menemukan  air  mani  di  celananya maka  yang seperti  itu  tidak  membatalkan puasa.


Bersambung Ke :

Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa #03